

Rekayasa ruang bersih mengacu pada proyek yang melakukan serangkaian tindakan pra-perlakuan dan pengendalian untuk mengurangi konsentrasi polutan di lingkungan dan mempertahankan tingkat kebersihan tertentu agar memenuhi persyaratan kebersihan tertentu, sehingga dapat beradaptasi dengan persyaratan operasional tertentu. Rekayasa ruang bersih banyak digunakan dalam industri seperti elektronik, pangan, farmasi, bioteknologi, dan biomedis. Langkah-langkahnya rumit dan rumit, serta persyaratannya ketat. Berikut ini akan dijelaskan langkah-langkah dan persyaratan rekayasa ruang bersih dari tiga fase: desain, konstruksi, dan penerimaan.
1. Tahap desain
Pada tahap ini perlu diperjelas hal-hal penting seperti tingkat kebersihan, pemilihan material dan peralatan konstruksi, serta tata letak rencana konstruksi.
(1). Tentukan tingkat kebersihan. Tentukan persyaratan tingkat kebersihan berdasarkan kebutuhan aktual proyek dan standar industri. Tingkat kebersihan umumnya dibagi menjadi beberapa tingkatan, dari tinggi ke rendah, yaitu A, B, C, dan D. Di antara tingkatan tersebut, A memiliki persyaratan kebersihan yang lebih tinggi.
(2). Pilih material dan peralatan yang sesuai. Selama tahap desain, pemilihan material dan peralatan konstruksi perlu dilakukan sesuai dengan persyaratan tingkat kebersihan. Material yang tidak menghasilkan terlalu banyak debu dan partikel, serta material dan peralatan yang mendukung konstruksi rekayasa ruang bersih, harus dipilih.
(3). Tata letak bidang konstruksi. Tata letak bidang konstruksi dirancang sesuai dengan persyaratan tingkat kebersihan dan alur kerja. Tata letak bidang konstruksi harus sesuai, memenuhi persyaratan proyek, dan meningkatkan efisiensi.
2. Tahap konstruksi
Setelah fase desain selesai, fase konstruksi dimulai. Pada fase ini, serangkaian operasi seperti pengadaan material, konstruksi proyek, dan pemasangan peralatan perlu dilakukan sesuai dengan persyaratan desain.
(1). Pengadaan material. Sesuai dengan persyaratan desain, pilih material yang memenuhi persyaratan tingkat kebersihan dan belilah.
(2). Persiapan pondasi. Bersihkan lokasi konstruksi dan sesuaikan lingkungan untuk memastikan persyaratan kebersihan lingkungan pondasi.
(3). Operasi konstruksi. Melaksanakan operasi konstruksi sesuai dengan persyaratan desain. Operasi konstruksi harus mematuhi standar dan spesifikasi yang relevan untuk memastikan tidak ada debu, partikel, dan polutan lainnya yang masuk selama proses konstruksi.
(4). Pemasangan peralatan. Pasang peralatan sesuai dengan persyaratan desain untuk memastikan peralatan tersebut utuh dan memenuhi persyaratan kebersihan.
(5). Pengendalian proses. Selama proses konstruksi, aliran proses harus dikontrol secara ketat untuk mencegah masuknya kotoran. Misalnya, personel konstruksi harus mengambil langkah-langkah perlindungan yang sesuai untuk mencegah kotoran seperti rambut dan serat melayang ke area proyek.
(6). Pemurnian udara. Selama proses konstruksi, kondisi lingkungan yang baik harus diciptakan, pemurnian udara harus dilakukan di area konstruksi, dan sumber polusi harus dikendalikan.
(7). Manajemen di lokasi. Mengelola lokasi konstruksi secara ketat, termasuk pengendalian personel dan material yang masuk dan keluar, pembersihan lokasi konstruksi, dan penutupan yang ketat. Mencegah masuknya polutan eksternal ke area proyek.
3. Fase penerimaan
Setelah konstruksi selesai, persetujuan diperlukan. Tujuan persetujuan ini adalah untuk memastikan kualitas konstruksi proyek ruang bersih memenuhi persyaratan dan standar desain.
(1). Uji kebersihan. Uji kebersihan dilakukan pada proyek ruang bersih setelah konstruksi. Metode pengujian umumnya menggunakan pengambilan sampel udara untuk menentukan kebersihan area bersih dengan mendeteksi jumlah partikel tersuspensi.
(2). Analisis komparatif. Bandingkan dan analisis hasil pengujian dengan persyaratan desain untuk menentukan apakah kualitas konstruksi memenuhi persyaratan.
(3). Inspeksi acak. Inspeksi acak dilakukan pada sejumlah area konstruksi untuk memverifikasi kredibilitas kualitas konstruksi.
(4). Tindakan korektif. Jika ditemukan bahwa kualitas konstruksi tidak memenuhi persyaratan, tindakan korektif yang sesuai perlu dirumuskan dan diperbaiki.
(5). Catatan konstruksi. Catatan konstruksi dibuat, termasuk data inspeksi, catatan pengadaan material, catatan pemasangan peralatan, dll., selama proses konstruksi. Catatan ini merupakan dasar penting untuk pemeliharaan dan manajemen selanjutnya.


Waktu posting: 12-Jun-2025